Mengapa perlu arsitek? Banyak orang akan berpikir terlebih dahulu sebelum mereka memutuskan bertemu dengan arsitek untuk merencanakan pembangunan rumah tinggal mereka. Seberapa besar mereka harus membayar jasa arsitek, padahal mereka hanya ingin membangun rumah kecil saja? Rumitkah mekanismenya? Apakah tidak cukup membangun rumah tanpa jasa arsitek? Seberapa efektif hal tersebut? Pemikiran seperti ini sering terlintas di dalam pikiran banyak orang. Tentang seberapa perlunya menggunakan jasa arsitek untuk membuatkan desain rumah tinggal impian yang akan mereka bangun.

Pemikiran-pemikiran seperti inilah yang hendak kami luruskan. Arsitek justru akan memberikan bermacam solusi mengenai rencana Anda yang hendak membangun rumah, baik dari sisi desain, komposisi dan fungsi ruang serta juga budget yang disediakan untuk rencana pembangunan rumah tersebut agar sesuai dengan kemauan dan kemampuan yang Anda miliki. Setiap arsitek tentunya sudah dibekali dengan pengetahuan di mana harus bisa menjelaskan dengan sebaik-baiknya tentang sebuah desain yang dibuat, alasan-alasannya, bagaimana mewujudkannya, mengenai resiko dan banyak hal lain yang telah dipertimbangkan sebelumnya.

Berikut beberapa pertimbangan mengapa Anda perlu menggunakan jasa arsitek untuk memaksimalkan rumah tinggal Anda:

1. Memiliki Karakter dan Nilai Tambah

Rumah_Gadang_ciri_khas_eksklusif_unik_karakter_nilai_tambah

Mengikuti istilah “Tiada duanya, karena seribu orang memiliki seribu pandangan”. Dalam kata lain seni arsitektur untuk rumah tinggal anda tentu memiliki ciri khas, kebutuhan fungsi dan keinginan yang berbeda-beda satu sama lain. Kebanyakan orang berkeinginan tampil eksklusif (tidak ingin disamakan dengan yang lain) di dalam mengapresiasikan warna hidupnya, sehingga produk desain yang dihasilkan tersebut bernilai tinggi.

2. Sesuai Harapan dan Imajinasi Pemilik

arsitek desain maket imajinasi visualisasi model 3d

Kebanyakan orang secara umum sulit menuangkan keinginan tentang wujud sebuah rumah impian di benaknya untuk direalisasikan. Maka di sinilah arsitek mengambil peran untuk menterjemahkan kehendak tersebut melalui ilustrasi visual, yakni berupa gambar 3D maupun maket yang menyerupai kenyataan. Poin ini menjadi penting karena pra-konstruksi dan bentuk bangunan sudah dapat diperoleh melalui gambar 3D atau maket untuk dinikmati. Tinggal kemudian dilakukan revisi dan penyesuaian menurut selera yang Anda harapkan.

3. Mengoptimalkan Sirkulasi, Fungsi dan Tata Ruang

Konsep-arsitektur-hijau-pada-rumah-tinggal-sirkulasi-tata-ruang

Kenyamanan beraktifitas dalam keseharian tergantung pada pola dan tata letak ruangan, hal tersebut dikombinasikan sesuai hierarki fungsi pada masing-masing ruangan. Terkait dan terikat. Sesuatu yang terkait secara fungsi dan terikat pada pola penataannya, sehingga menjadi efektif melakukan aktivitas bersirkulasi di setiap waktu. Dan yang tidak kalah penting adalah penataan ruang agar dihasilkan pencahayaan dan penghawaan yang optimal hingga menciptakan kenyamanan bagi penghuni rumah.

4. Menjaga Mutu Penggunaan Material dan Alternatifnya

Membingkai-teras-dengan-sala-gendang-mutu-penggunaan-material-dan-alternatifnya

Jika manusia punya usia, macam bahan pun ada umurnya. Dalam hal ini arsitek yang baik paham mengenai kualitas material yang akan digunakan tanpa mengurangi nilai estetikanya. Seringkali kita jumpai berbagai produk bermutu tinggi dengan harga jual yang kompetitif. Dalam hal ini, arsitek harus mampu memberikan alternatif bahan berikut penjelasan mengenai spesifikasi berbagai produk tersebut terkait dengan keunggulan dan kelemahannya. Nantinya informasi tersebut dapat dijadikan rujukan oleh pemilik sebagai pertimbangan untuk memilih berbagai produk yang dimaksud sesuai kebutuhan mereka.

5. Struktur dan Konstruksi yang Tepat Guna

struktur dan konstruksi bangunan rumah yang tepat guna

Pada manusia terdapat kerangka dengan bentuk yang menyesuaikan dan melindungi fungsi setiap anggota tubuhnya. Dalam hal ini bangunan pun memiliki kerangka struktur konstruksi yang wajib dihitung tepat sesuai kebutuhannya, sehingga perencanaan tersebut tidak berlebihan (boros) dan tidak mengalami kekurangan (lemah). Diharapkan desain menjadi tepat-guna dan mendekati sempurna, karena jika boros berakibat pada pembengkakan biaya atau lemah yang berakibat pada resiko gagal struktur (cracking construction)

6. Hemat Biaya dan Waktu

manajemen_biaya_dan_waktu

Bayangkan jika pekerjaan atau renovasi rumah tinggal Anda oleh pekerja bangunan langsung direalisasikan tanpa perencanaan. Jika hasilnya tidak sesuai keinginan, apa yang akan Anda lakukan? Resikonya adalah membongkar dan menggantinya sesuai keinginan Anda atau membiarkannya tetap seperti itu meskipun tidak sesuai harapan. Bisa dibayangkan, berapa besar tambahan biaya yang akan Anda keluarkan dan waktu Anda yang terbuang. Ditambah oleh perasaan tertekan misalnya karena pada akhirnya Anda harus menempati rumah tinggal yang tidak sesuai keinginan Anda.

7. Dapat Mengontrol Budget

http://onlineaccountinglive.com/

Di samping persoalan estetika dan struktur, merencanakan anggaran adalah salah satu paket pekerjaan yang mengikat semua item. Menjadi penting karena arsitek harus berlaku bijak antara kebutuhan owner dengan landasan budget yang telah dianggarkan, tanpa mengurangi estetika bangunan. Dengan mengetahui anggaran pada proses pra-rencana, diharapkan ke depan pemilik tidak akan merasa kecewa karena spesifikasi desain, material dan segala sesuatunya sudah diperhitungkan sebelumnya dengan matang.

 

Seseorang bisa saja membuat gambar denah, desain fasad dan perhitungan biaya untuk keperluan membangun sebuah rumah tinggal kemudian menyerahkannya kepada tukang. Pertanyaannya adalah; apakah kaidah yang benar dalam merencanakan desain sebuah rumah tinggal telah terpenuhi di dalamnya? Hal-hal yang menjadi pertimbangan antara lain; estetika dan keindahan desain rumah, struktur dan konstruksi yang terencana, perletakan ruang-ruang secara tepat dan fungsional. Para arsitek dalam proses pendidikan dan profesinya telah mendapatkan pengetahuan dan informasi lebih yang sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan dalam profesinya, antara lain kemampuan menggubah komposisi bangunan agar indah, memperhatikan faktor kesehatan bangunan sehingga penghuninya tidak dirugikan dengan desain yang merusak kesehatan dan lingkungan, juga menciptakan bangunan yang bisa membahasakan pemiliknya.

Silhouettes Of Two Businessmen Shaking Hands Together In A Board

Dalam proses desain, yang terjadi adalah sebuah tarik-menarik antara berbagai faktor dalam proses merancang tersebut, antara lain keinginan klien, faktor ekonomi, sosial, budaya setempat, serta keinginan dan ide arsitek tersebut. Bila keinginan klien terlalu mendominasi, akibatnya desain arsitek mungkin tidak kreatif dan jasa arsitek tersebut kurang efisien karena ‘tertekan’ dengan keinginan klien. Bila arsitek terlalu mendominasi, hasil desain mungkin hanya sebagai eksperimen arsitek yang ambisius dan tidak sesuai dengan klien dan lingkungan. Adanya dialog dan proses dalam desain adalah hal yang harus ada, sehingga terjalin hubungan baik antara klien dan arsitek, dan kemudian desain yang baik diharapkan bisa terlahir.

“we shape our buildings, thereafter they shape us”     -Winston Churchill

Salam,
Arkamaya Grhatama